Wine, minuman anggur yang telah dinikmati selama berabad-abad, menawarkan berbagai rasa dan aroma yang unik. Salah satu karakteristik rasa yang mungkin menarik perhatian adalah sensasi pedas. Apa yang membuat wine terasa pedas? Bagaimana sensasi ini dapat muncul dalam segelas wine? Mari kita selami lebih dalam tentang fenomena ini.
Sumber Rasa Pedas dalam Wine Varietas Anggur: Beberapa jenis anggur secara alami memiliki profil rasa yang lebih pedas. Contohnya, varietas seperti Syrah/Shiraz, Zinfandel, dan Grenache seringkali mengandung senyawa yang dapat memberikan sensasi pedas pada wine. Syrah dari wilayah Rhône di Prancis dan Shiraz dari Australia terkenal dengan karakteristik pedasnya.
Senyawa Kimia: Capsaicin, senyawa yang memberikan sensasi pedas pada cabai, tidak ditemukan dalam anggur. Namun, senyawa seperti rotundone, yang juga terdapat dalam lada hitam, dapat menyebabkan sensasi pedas dalam wine. Rotundone terutama ditemukan dalam varietas seperti Syrah dan Grüner Veltliner.
Pengaruh Tanah dan Iklim (Terroir): Terroir, atau lingkungan tempat anggur tumbuh, juga memainkan peran penting dalam karakteristik rasa wine. Tanah dengan kandungan mineral tertentu dan iklim yang spesifik dapat mempengaruhi perkembangan senyawa yang memberikan rasa pedas pada anggur. Misalnya, Syrah yang tumbuh di tanah berkapur di wilayah Rhône sering menunjukkan karakter pedas yang khas.
Proses Pembuatan Wine: Metode produksi wine juga dapat berkontribusi pada rasa pedas. Fermentasi dengan kulit anggur yang lebih lama atau penggunaan kayu ek yang baru dalam proses pematangan dapat meningkatkan intensitas rasa pedas. Oak barrel aging, misalnya, dapat menambah kompleksitas dan lapisan rasa termasuk rempah-rempah dan pedas.